Dolar AS Perkasa, Rupiah Kian Anjlok ke Rp15.341 USD : Okezone Economy

Berita112 Dilihat

JAKARTANilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) kembali ditutup melemah 26 poin di level Rp15.341 pada perdagangan hari ini Selasa (15/8/2023).

Pengamat Pasar Uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, dolar AS telah menguat setelah rilis sejumlah indicator ekonomi china yang mengecewakan sehingga menimbulkan kekhawatiran tentang pertumbuhan global, mendorong permintaan untuk safe-haven greenback.

“Sebelum rilis data Tiongkok, Bank Rakyat Tiongkok terkejut dengan keputusan memangkas suku bunga utama untuk kedua kalinya dalam tiga bulan bulan pada hari Selasa untuk menopang ekonomi negara yang tergagap-gagap,” tulis Ibrahim dalam risetnya, Selasa (15/8/2023).

Kekhawatiran ini dapat dimengerti karena hasil industri Juli tumbuh 3,7% dari tahun sebelumnya, melambat dari laju 4,4% yang terlihat di bulan Juni, dan penjualan ritel Juli naik 2,5%, turun dari kenaikan 3,1% bulan sebelumnya, menambah kekhawatiran tentang goyahnya pemulihan pasca-pandemi di ekonomi terbesar kedua di dunia.

Adanya kekhawatiran bahwa inflasi yang kaku akan mendorong Federal Reserve untuk mempertahankan suku bunga lebih tinggi lebih lama dari yang diperkirakan para pedagang sebelumnya.

Baca Juga: 7 Keunggulan Mobil Innova Reborn, Wajib Tahu Sebelum Beli!


Follow Berita Okezone di Google News


Data penjualan ritel AS terbaru akan dirilis Selasa malam dan dapat menambah perdebatan. Sejauh ini konsumen AS telah bertahan bahkan dalam menghadapi kenaikan suku bunga, dan lebih banyak kekuatan dapat semakin mendorong dolar.

Seperti halnya gejolak politik AS yang terus berlanjut, dengan mantan Presiden AS Donald Trump dihantam dengan lebih banyak dakwaan kriminal ketika dewan juri Georgia mengeluarkan dakwaan Senin malam yang menuduhnya mencoba membalikkan kekalahan pemilu 2020 dari Demokrat Joe Biden.

Baca Juga  10 Tahanan Polsek Rumbai Pekanbaru Kabur

Dari sisi internal, pemerintah menegaskan bahwa kondisi ekonomi global masih menunjukkan pelemahan. Hal ini tercermin dari PMI (purchasing managers index) Manufaktur global yang masih dalam posisi kontraktif yaitu dibawah 50. Terutama dari negara-negara seperti Eropa dan Tiongkok yang merupakan dua negara besar yang PMI nya lemah.

Di sisi lain, PMI Manufaktur Indonesia masih berada di zona ekpansif dang menguat yaitu berada di level 53,3 pada Juli 2023. Menkeu menjelaskan, sedangkan Eropa sangat turun di level 42,7. Kemudian Tiongkok masih berada di 49,2, Amerika Serikat (AS) 49,0, dan Jepang juga negatif di level 49,0.

Sementara itu, Indonesia dan India menjadi dua negara yang memiliki ekonomi kuat dan mengalami pertumbuhan yang tinggi. Sementara, ada negara-negara di ASEAN maupun Asia yang selama ini cukup kuat, namun saat ini dalam posisi tertindas oleh ekonomi global yang melemah. Seperti Vietnam yang selama pandemi menunjukan kinerja yang kuat sekarang mengalami pelemahan di 48,7, dan Malaysia 47,8.

Di lihat dari total negara yang di survei, sebanyak 72,7 persen berada dalam aktifitas PMI manufaktur yang kontaktif. Artinya perekonomian dunia dicirikan dengan mayoritas negara dengan kondisi kegiatan manufakturnya melambat.

Selanjutnya, PMI yang diatas 50 hanya sebesar 9,1 persen. Artinya menunjukan ekspansi namun dalam tren melambat. Serta, sebanyak 18,2 persen PMI nya menunjukan ekspansi dan akseleratif, ini termasuk negara Indonesia, India, Filipina, dan Meksiko.

Berdasarkan sentimen diatas, mata uang rupiah diprediksi masih bergerak fluktuatif dan kemudian ditutup melemah di rentang Rp15.320 – Rp15.390.

Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.

Baca Juga  Sea World Ancol Gelar Upacara HUT Ke-78 RI dalam Aquarium Bawah Laut pada 17 Agustus : Okezone Travel

Quoted From Many Source

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *