Namun kota mana saja yang paling ramah terhadap kaum disabilitas, dan bagaimana mereka melakukannya?
Apa yang dicari para pelancong dengan disabilitas ketika memilih kota untuk dikunjungi?
Ini penting tidak cuma bagi kita yang hidup dengan disabilitas, tetapi juga bagi kota-kota yang ingin masuk ke pasar pariwisata yang lebih besar dan lebih luas.
Pada 2018 saja, golongan disabilitas menyumbang sekitar £15,3 miliar pada turisme Inggris; sementara 27 juta pelancong di dengan disabilitas di AS melakukan 81 juta perjalanan dan menghabiskan USD58,7 miliar pada tahun yang sama.
Ketika industri turisme sedang berusaha untuk bangkit dari pukulan Covid-19, argumen bisnis untuk tidak mengucilkan 1,3 miliar orang dengan disabilitas (ODD) – seperenam dari populasi dunia menjadi semakin meyakinkan.
Survei oleh Valuable 500 terhadap 3.500 ODD di lima negara –AS, Britania Raya, Australia, China, dan Jepang – seputar kebiasaan dan pengalaman wisata mereka memberikan pemahaman berharga tentang persoalan ini.
Survei yang dilakukan pada 2022 itu tidak hanya menyoroti hambatan bepergian bagi para ODD, tetapi responden juga diminta untuk menominasikan kota-kota yang menurut mereka paling mudah diakses beserta alasannya.
Survei oleh Valuable 500 terhadap 3.500 ODD di lima negara AS, Britania Raya, Australia, China, dan Jepang seputar kebiasaan dan pengalaman wisata mereka memberikan pemahaman berharga tentang persoalan ini.
Survei yang dilakukan pada 2022 itu tidak hanya menyoroti hambatan bepergian bagi para ODD, tetapi responden juga diminta untuk menominasikan kota-kota yang menurut mereka paling mudah diakses beserta alasannya.
Hasilnya sangat membantu kita memahami apa yang membuat suatu kota menarik bagi para pelancong dengan disabilitas, mulai dari banyaknya pilihan akomodasi hingga kemudahan akses terhadap informasi.
Berikut empat kota teratas, yang membuat mereka jadi tempat yang bagus untuk dikunjungi ODD serta menambahkan informasi dari warga lokal dan pengunjung berpengalaman dikutip BBC Indonesia, Minggu (13/8/2023):
Singapura
Singapura selalu menjadi tujuan wisata yang mudah bagi banyak orang dibandingkan dengan kebanyakan negara Asia, sebagian karena infrastruktur dan fasilitas yang sangat baik, dan sebagian lagi karena bahasa Inggris adalah lingua franca di sana.
Namun, bagi wisatawan penyandang disabilitas, kemudahan aksesnyalah yang menjadikan Singapura sangat atraktif.
Di Singapura, pertanyaannya bukanlah, “Apa yang bisa diakses?” melainkan, “Apa yang tidak bisa?”
Mayoritas responden survei menominasikan Singapura karena transportasi umum yang mudah diakses, membuat berkeliling kota menjadi mudah.
Tidak seperti kebanyakan metro bawah tanah, ada akses lift ke setiap gerbong di MRT Singapura, yang memberi para pengguna kursi roda dan orang-orang dengan gangguan mobilitas baik kemandirian maupun martabat.
Selain itu, lebih dari 95% trotoar pejalan kaki, halte taksi, dan tempat penampungan bus dapat diakses oleh orang-orang yang hidup dengan berbagai gangguan; lebih dari 85% bus umum dapat diakses kursi roda.
Las Vegas
Ekonomi pengunjung – bukan hanya pariwisata, tetapi juga pasar MICE (Meetings, Incentives, Conferences, and Exhibitions) – sangat penting bagi Las Vegas.
Pariwisata menyumbang 20% dari PDB Las Vegas (dibandingkan dengan rata-rata nasional 6%) dan 30% pekerjaan (dua kali lipat rata-rata nasional).
Hebatnya, Las Vegas adalah rumah bagi 14 dari 25 hotel terbesar di dunia dan, menurut blogger John Morris, yang mengelola situs web informasi perjalanan bagi pengguna kursi roda wheelchairtravel.org dan mengunjungi kota itu tiga atau empat kali setahun, “[Las] Vegas memiliki begitu banyak kamar hotel dan suite yang dapat diakses – salah satu yang terbanyak di dunia – dengan banyaknya pelaku bisnis perhotelan yang ingin menarik dolar dari kaum disabilitas.
Sydney
Julie Jones, administrator grup Facebook Accessible Sydney dan penerbit Travel Without Limits, satu-satunya majalah cetak di dunia yang didedikasikan untuk perjalanan bagi kaum disabilitas, memuji aksesibilitas kota Australia.
Dia dan putranya yang menggunakan kursi roda, Braeden, “suka menjelajahi Sydney dan menganggapnya sebagai kota yang sangat mudah diakses”.
Sebagian besar atraksi utama di Sydney, termasuk properti-properti National Trust yang bersejarah di kota ini, dapat diakses dengan kursi roda.
Sydney Opera House yang ikonik menyediakan rangkaian akomodasi bagi orang-orang dengan kebutuhan akses, termasuk pertunjukan yang dapat diakses, program akses, dan tur mobilitas khusus.
London
London juga mendapatkan skor tinggi dalam survei, dengan 57% responden menominasikannya karena jaringan transportasinya yang mudah diakses, sementara hampir setengah responden memilih ibu kota Inggris itu karena atraksi budayanya menyediakan dukungan dan fasilitas aksesibilitas yang baik.
Banyak museum dan galeri besar telah menaruh fokus pada aksesibilitas, termasuk British Museum, National Gallery, Tate Modern, dan Natural History Museum.
Juga ada banyak informasi yang tersedia bagi ODD untuk merencanakan liburan dan ekskursi.
Visit London membuka laman Accessible London yang kaya akan informasi dan terhubung dengan basis data AccessAble tentang pedoman akses terperinci untuk atraksi, hotel, toko, dan restoran, serta venue lainnya.
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.